Skip to main content

Sisi Kemanusiaan Yang Kian Menghilang


Di era modern saat ini, kita dihadapkan oleh kenyataan bahwa teknologi bisa menggantikan peran manusia dalam berbagai hal. Bahkan hampir disemua bidang, teknologi sudah dapat melakukan semua tugas manusia. Sebut saja contoh seperti pabrik makanan, pakaian, obat-obatan dan bidang lainnya. Di jalan tol pun kita sudah tidak menemui adanya petugas di gerbang tol. Sungguh perkembangan zaman yang luar biasa.

Tentunya ada banyak sekali bidang yang belum disebut disini. Dengan berbagai kemajuan yang ada, gue merasa ada kejanggalan di satu hal. Enah hanya gue yang merasakan hal ini atau kalian pun juga. Benar gak sih, makin kesini manusia itu mengalami kemunduran dalam sisi kemanusiaan?
Gue mau ambil contoh spesifiknya di dunia internet. Coba kita lihat fakta diluar sana, ada berapa banyak orang yang bisa saling baku hantam hanya karena perdebatan melalui internet. Lalu ada berapa banyak kasus perselingkuhan yang diawali perkenalan melalui internet, yang lebih seramnya lagi bahkan orang-orang yang sudah menikah pun bisa terlibat disini.

Diatas itu semua, coba kita lihat ada berapa kasus bunuh diri yang setelah ditelusuri sebabnya karena tidak tahan dengan cuitan di internet. Apa itu semua disebabkan karena perkembangan teknologi yang begitu cepatnya? Atau karena memang sifat asli manusia adalah seperti itu? Suka memperbincangkan hal-hal yang bisa menyebabkan perpecahan?
gambar: gossip
Entahlah, gue gak kompeten untuk menjawab dengan benar pertanyaan tersebut. Tapi gue memiliki sudut pandang sendiri dengan kondisi ini. Gue gak merasa ini semua disebabkan semata-mata oleh perkembangan teknologi. Iya gue sadar bahwa teknologi itu berkembang sangat cepat, sangat banyak hal yang dapat terpenuhi dengan bantuan teknologi.

Namun, menurut gue segala permasalahan yang ada itu disebabkan tidak lain oleh manusia itu sendiri. Gue merasa kita mengalami kemunduran dari yang namanya saling menghargai, menghormati yang lebih tua, rasa kasih sayang terhadap semua orang. Gue merasa kita mulai kehilangan rasa itu. Banyak orang yang sudah tidak peduli dengan cuitan kasar yang ditulisnya, tanpa memperhatikan perasaan orang yang ditulisnya dalam cuitan tersebut.

Banyak orang yang dengan bebasnya mengumbar kemesraan yang tidak sepantasnya. Banyak orang yang karena bebasnya berpendapat, berani untuk melakukan bullying kepada mereka yang dianggap salah. Tanpa memperhatikan apa permasalahannya, tentunya masih banyak kasus yang lain.

Yang gak habis gue pikir kenapa orang bisa sejahat itu, apakah karena ia merasa tidak akan terjadi hal buruk disaat berkata kasar kepada orang lain? Atau ia merasa bebas untuk berkata kasar karena sadar tidak akan bertemu dengan orang yang dihinanya? Atau karena alasan lainnya?

Buat gue itu semua sangat tidak masuk akal, dimana letak kemanusiaannya jika semua itu dilakukan oleh semua orang. Apa sudah tidak berguna lagi diskusi sehat untuk mencari jalan keluar? Apa semua hal bisa dihakimi hanya berdasarkan apa yang kita lihat di internet? Lalu apa bedanya kita dengan robot? Bahkan robot saja selalu melakukan analisa mendalam untuk menyatakan suatu keputusan!

Hal itu tentu saja sangat mengerikan, apabila semua orang tidak saling menjaga. Ayolah, jangan sampai rasa kemanusiaan itu hilang. Akan jadi apa kita apabila hal yang mendasar itu kita hilangkan. Memang saat ini kebebasan berpendapat itu bisa kalian lakukan di media. Tapi cobalah untuk lebih bertanggung jawab dengan apa yang kalian katakan.

Sekian tulisan gue kali ini, gue yakin kita semua bisa menjadi pribadi yang terbaik. Semoga kalian semua yang saat ini sedang ada masalah dimudahkan jalan keluarnya ya. Gue berharap kita semua bisa kembali saling mendukung satu sama lain, jangan sampai rasa kemanusiaan kita menghilang ya bro/sis.

Comments

Popular posts from this blog

Ide Bisa Datang Seketika!!!

gambar: ide Halooo, balik lagi di Phartikel. Siapa nih yang lagi kesulitan mikirin ide? Entah untuk skripsi, kerjaan atau usaha. Pastinya ide cemerlang itu bisa datang seketika. Mungkin ada yang lagi berdiam diri tiba-tiba dapet ide, atau lagi berkendara lalu si ide mendadak muncul. Atau bahkan lagi bengong tiba-tiba kesambet, eh dapet ide maksudnya hehe. Ngomongin soal ide, memang hal yang menarik untuk kita diskusikan. Gak sedikit ide-ide cemerlang datangnya dari hal yang absurd . Dan gue yakin kita semua sepakat, toilet adalah tempat dimana ide-ide brilian itu datang. Itu adalah momen yang sangat syahdu ketika kita di toilet dan mendadak ada aja gitu ide bermunculan. gambar: sumber ide Gue senang memikirkan berbagai ide untuk dijalankan, dan buat gue berkendara adalah momen paling enak untuk memikirkan ide. Bahkan sering banget gue gabut keluar sekedar untuk mendapatkan ide, baik itu untuk kerjaan atau tulisan gue ini. Memikirkan ide memang hal yang menyenangkan, dan menurut gue set...

Apa Salah Ketika Terlahir Miskin?

gambar: anak keluarga miskin Tulisan kali ini mungkin terdengar kurang menyenangkan. Tentunya gue memiliki alasan kenapa mengangkat tema ini, salah satunya adalah gue bersimpati dengan anak dari keluarga miskin yang akhirnya berpasrah diri menerima kemiskinan sampai ia beranjak dewasa. Miskin, satu kata yang mendefinisikan bagaimana sulitnya hidup saat ada di posisi tersebut. Mari kita samakan pendapat terlebih dahulu arti dari miskin ini. Menurut gue miskin itu adalah saat seseorang tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Mengapa seseorang bisa miskin? Apakah memang sudah takdirnya seseorang itu miskin? Apa salah jika terlahir dari keluarga miskin? Gue mau menuangkan pemikiran mengenai hal ini. gambar: homeless Menurut gue pribadi, seseorang pada dasarnya memiliki semua yang dibutuhkan saat lahir ke dunia. Bersyukurlah kalian yang dilahirkan sempurna, karena banyak diluar sana yang berjuang untuk hidup meski memiliki kekurangan fisik. Lalu mengapa seseorang bisa me...

Faktor Beruntung Itu Ada Ya? Terus Gimana Dapatnya?

“Orang pandai kalah sama orang beruntung”. Istilah yang sudah pasti kalian semua pernah dengar kan? Yaps, memang agak pedih dengarnya. Mereka yang sudah belajar mati-matian agar dapat masuk PTN ternama, tapi setelah tes ternyata gak lolos dan malah temannya yang dia lihat gak terlalu sering belajar bisa masuk ke PTN yang di idamkannya. Begitupun kasus di dunia kerja maupun bisnis, banyak kejadian yang serupa. Sebenarnya apa sih yang buat mereka-mereka yang disebut “beruntung” bisa lebih sukses dari sekumpulan orang-orang yang mungkin sudah bekerja keras untuk mendapatkan apa yang di impikan? Betul Sekedar Faktor Beruntungkah? Terus Gimana Cara Dapatnya